TUGAS
Buatlah contoh kasus masalah
kesehatan, lakukan analisis dengan menggunakan tabel
Penyelesaian
:
Kasus
I : Malaria Kasus Tertinggi di RSUD
Sintang
Rabu, 31 Oktober 2012
BANJARMASINPOST.CO.ID,
SINTANG -
Terhitung sejak Januari 2012 hingga 31 Oktober 2012 angka kasus malaria
di terdata 2.390 kasus malaria dirawat di RSUDAde M Djoen Sintang.
Angka itu masuk dalam kasus angka tertinggi. Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang lakukan indoor residual spraying (IRS) 8000 rumah penduduk guna menekan kasus malaria. Tingginya angka itu, menurut Direktur RSUD Ade M Djoen dr Harysinto Linoh mengungkapkan penyakit malaria merupakan jenis penyakit endemis di Kabupaten Sintang setiap tahunnya.
Angka itu masuk dalam kasus angka tertinggi. Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang lakukan indoor residual spraying (IRS) 8000 rumah penduduk guna menekan kasus malaria. Tingginya angka itu, menurut Direktur RSUD Ade M Djoen dr Harysinto Linoh mengungkapkan penyakit malaria merupakan jenis penyakit endemis di Kabupaten Sintang setiap tahunnya.
"Malaria paling tinggi, dari awal tahun hingga sekarang sudah ada 2. 390 kasus malaria, dan malaria sudah endemis ibarat penyakit langganan di Sintang," ujar Harysinto Linoh kepada pada Tribunpontianak.co.id, Rabu (31/10/2012).
Tingginya
kasus Malaria di kabupaten Sintang disebabkan oleh nyamuk, akibat kebersihan
lingkungan. Saat ini malaria di kabupaten Sintang sudah tak mengenal musim.
"Sebenarnya untuk kasus malaria, demam berdarah, dan diare, yang
terpenting adalah Kebersihan lingkungan rumah kita. Kalau rumah kita jorok ya
nyamuknya banyak, kendati rumah di dekat rawa maupun perkotaan yang terpenting
adalah kebersihan lingkungan dan juga kebersihan diri," jelas dr Sinto.
Kasus
II : 2012, Gizi Buruk di Polman Capai 220 Kasus
Selasa, 28 Agustus 2012 20:05 wib
POLEWALI
– Jumlah kasus penderita gizi buruk maupun gizi kurang di
Kabupaten Polewali Mandar (Polman) terus meningkat. Berdasarkan pendataan Dinas
Kesehatan (Dinkes) Polman, ke puskesmas-puskesmas hingga kini jumlah kasus penderita
gizi buruk mencapai 220 orang anak.
Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Polman dr Ayub Ali, mengatakan jumlah kasus gizi buruk
tersebut merupakan akumulasi dari kasus yang terjadi per Desember 2011 hingga
Juli 2012.
Dari hasil penjaringan yang dilakukan di puskesmas, jumlah kasus gizi buruk yang terjadi pada tahun 2011 sebanyak 93 kasus. Sementara kasus yang terjadi per bulan Juli 2012 sebanyak 123 kasus. Artinya, kasus gizi buruk mengalami kenaikan sebanyak 30 kasus.
Dari total 220 kasus itu, satu orang penderita gizi buruk asal Kecamatan Tinambung, meninggal dunia, 151 orang berhasil disembuhkan setelah dilakukan penanganan kesehatan, dan dua orang pindah ke Malaysia. “Jadi, hingga saat ini, jumlah kasus penderita gizi buruk yang tersisa tinggal 66 orang,”ujar Ayub, Selasa (28/8/2012).
Dari hasil penjaringan yang dilakukan di puskesmas, jumlah kasus gizi buruk yang terjadi pada tahun 2011 sebanyak 93 kasus. Sementara kasus yang terjadi per bulan Juli 2012 sebanyak 123 kasus. Artinya, kasus gizi buruk mengalami kenaikan sebanyak 30 kasus.
Dari total 220 kasus itu, satu orang penderita gizi buruk asal Kecamatan Tinambung, meninggal dunia, 151 orang berhasil disembuhkan setelah dilakukan penanganan kesehatan, dan dua orang pindah ke Malaysia. “Jadi, hingga saat ini, jumlah kasus penderita gizi buruk yang tersisa tinggal 66 orang,”ujar Ayub, Selasa (28/8/2012).
Ayub mengatakan,
dalam menekan terjadinya kasus gizi buruk serta angka kematian, pihaknya telah
melakukan penjaringan ke Puskesmas dan meminta kepada Ibu anak untuk setiap
saat melakukan penimbangan bayi. Dengan begitu, penanganan cepat bisa dilakukan
setelah mengetahui berat timbangan bayi setiap bulan.
Dia menjelaskan,
ada beberapa persepsi tentang gizi buruk. Ada yang masuk kategori kurang gizi,
ada juga yang memang menderita gizi buruk. Sementara, untuk gizi buruk sendiri
ada dua kategori yakni gizi buruk klinis dan non klinis. Gizi buruk non klinis
adalah bayi yang memang kekurangan gizi, sementara gizi buruk klinis, bayi yang
kurang gizi yang disertai dengan penyakit.
Ayub mengakui
bahwa pada kasus gizi buruk yang terjadi tahun 2011, pemerintah tidak maksimal
dalam melakukan penanganan kasus tersebut. Hal itu dikarenakan kondisi anggaran
yang tidak memadai. Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk penderita gizi
buruk pada tahun 2011 yakni RP 90 juta.
Posted by lihatberita | Pada : 5:15 PM
Sebuah
penelitian terbaru di Kanada menemukan hubungan interpersonal di rumah, sekolah
dan di antara teman sebaya sangat memengaruhi kesehatan mental
remaja. Peneliti mendapati para remaja perempuan mengalami masalah
emosional lebih tinggi. Sedangkan remaja laki-laki cenderung mengalami masalah
perilaku.
Studi dilakukan Badan Kesehatan
Publik Kanada, dipimpin peneliti Universitas Queen ini meliputi 26 ribu remaja
Kanada berusia 11-15 tahun. Hasilnya menunjukkan, seperlima anak laki-laki dan
sepertiga anak perempuan merasa lebih sering tertekan atau merasa rendah diri
dalam seminggu.
Seperempat dari anak laki-laki
dan hampir sepertiga dari anak perempuan bahkan berharap mereka menjadi orang
lain.
Meski begitu, sebagian besar
remaja menilai mereka puas menjalani kehidupan. Mayoritas menyebut angka 8 atau
lebih dari skala 10 mengenai kehidupan mereka. Secara keseluruhan, para remaja
dalam studi mengatakan para orang tua lebih memahami keadaan mereka dibanding
tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk meneliti hubungan
antara faktor-faktor kontekstual dan kesehatan mental ada satu tema kunci yang
muncul, yaitu masalah hubungan interpersonal," kata John Freeman, direktur
dari Universitas Queen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar